TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA.....

Senin, 28 September 2009

LAHAN MARJINAL

A. Lahan kering berkapur di Desa Gua sari, Dusun Kentolan, Wilayah Kembang Putihan.

Pengamatan lahan marjinal diawali dengan kunjungan ke wilayah desa Gua Sari dusun Kentolan. Lokasi ini berada di atas gua Selarong. Kedalaman lahan yang mengandung tanah kurang lebih 20 cm, dan di bawah tanah terdapat batu kapur.

Untuk mengefektifkan wilayah ini sehingga cocok untuk budidaya tanaman, sebenarnya pemerintah tidak tinggal diam. Beberapa penyuluh diterjunkan ke lapangan untuk memantau kondisi wilayah tersebut. Pemberian bibit serta pupuk yang digunakan untuk mendukung pembudidayaan juga pernah dilakukan pemerintah setempat. Tetapi, bantuan tersebut tidak ditindaklanjuti secara maksimal. Seperti pada contoh yang dilihat pada waktu kunjungan, terdapat tanaman Kelengkeng yang sudah berumur kurang lebih 10 tahun dan tanaman mangga yang sudah berumur kurang lebih 7 tahun juga belum pernah berbunga apalagi berbuah.

Tanah kering marjinal yang berada diatas gua, semuanya milik dusun Kentolan dan lahan kering tersebut berada diwilayah kembang putihan. Pengairan di daerah lahan kering diatas gua juga oleh pemerintah di danai untuk pembuatan sumur-sumur yang sekarang ini terdapat 20 sumur dengan kedalaman sumur 6 meter dan sumur yang mengeluarkan air dengan baik hanya beberapa sumur saja.

Pada jaman dahulu disekitar lahan kering di atas gua tanaman yang dibududayakan dulunya adalah jambu biji yang ditanam tiap batas atau pinggiran lahan. Hal ini dikarenakan citarasa masyarakat yang menganggap jambu biji sangat manis. Namun sekarang jambu tersebut sudah tidak dibudidayakan dikarenakan, dengan adanya jambu Bangkok dimasyarakat sekitar. Dengan alasan jambu biji kurang lakunya dipasaran karena kalah bersaing dengan jambu Bangkok.

Pada lahan marjinal yang diamati, terdapat juga tanaman ketela pohon dan pisang yang tumbuh subur dikarenakan batu kapur dibawah tanah digali dan diambil, kemudian bekas galian tersebut diberi pupuk kandang (kotoran ternak) sehingga tanaman yang ada pada bekas galian tersebut tumbuh dengan subur. Tanaman pisang ditanam dan dijual tisak hanya dalam bentuk buahnya saja, tetapi tanaman yang sudah cukup besar juga banyak dicari pembeli.

B. Lahan pasir di Pantai Samas desa Tegal Rejo, Kec. Sanden, Kab. Bantul

Daerah pantai yang identik dengan angin yang kencang bukan menjadi masalah bagi petani di samas karena di sekitar lahan banyak ditanami tanaman pematah angin (barrier) Tanaman ini digunakan untuk mencegah hembusan angin yang sangat besar yang dapat mengganggu budidaya tanaman lahan pasir. Penanaman tanaman barrier dilakukan di bagian pesisir pantai misalnya albasia, akasia, kleresede, tanaman kelapa, cemara laut dan tanaman keras lainnya.

Sumber pengairan lahan pertanian di pantai samas berasal air sungai dan air sumur yang pada musim kemarau tidah pernah kekurangan air. Sedangkan sistem pengairan di pantai samas adalah menggunakan sumur / bak penampungan namun, dalam hal ini oleh petani dirasa kurang efisien karena dalam mengairi tidak adil sehingga banyak petani yang membuat bak – bak penampungan atau sumur renteng dan mengambil air dari sungai dibawah tanah yang melewati areal sawah. Untuk menaikkan air sungai bawah tanah ke bak – bak penampungan petani menggunakan mesin pompa air ( diesel ). Sedangkan untuk cadangan air di musim kemarau ataupaun untuk mengantisipasi keringnya air sungai petani membuat sumur disekitar lahan atau sawah garapan mereka.

Untuk efisiensi kerja penyiraman tanaman dilakukan sehari satu kali yaitu pada pagi hari karena meskipun dilahan pasir kelembaban masih terjaga sampai penyiraman selanjutnya sehingga penyiraman hanya dilakukan sehari sekali. Untuk mengikat air di dalam tanah mereka tidak banyak yang menggunakan water barner, di sekitar area hanya baru ada satu lahan yang menggunakan itu karena sesuai pengalaman mereka water barner akan membuat genangan air yang mengakibatkan jamur pada tanaman komoditas yang di tanam terutama tanaman bawang merah. Teknik budidaya yang telah menjadi paket perlakuan para petani, di daerah pantai samas khususnya adalah petani bawang merah dan yang biasa di tanam adalah varietas bawang biru. Untuk menambah kesuburan tanah pasir dan mencegah larinya air kedalam tanah atau agar kelembaban tanah dapat terjaga adalah dengan menambahkan pupuk kandang sebanyak masing-masing sekitar + 0,75-1,0 m3 untuk ditebarkan di lahan seluas 100 m2 pada setiap penyiapan lahan menjelang tanam bawang merah. Petani telah mengetahui bahwa kendala tanah di lahan pasir pantai adalah kesuburan dan daya menyimpan air rendah, dengan demikian penambahan tanah lempung dan pupuk kandang telah menjadi perlakuan penting untuk memperbaiki tanah agar mampu mendukung kehidupan tanaman budidaya. Akan tetapi dalam penerapannya petani telah terbiasa melakukan penambahan pupuk kandang dan tanah lempung dengan takaran dan kekerapan sesuai pengalaman empirik mereka, dan mereka menyadari bahwa perbaikan tanah tidak segera terjadi tetapi memerlukan waktu beberapa tahun untuk terwujudnya kondisi tanah yang cukup memadai bagi tercapainya produksi optimal.

Pengolahan tanah dilakukan selama persiapan penanaman dengan cara dicangkul dan di traktor namun sebagian besar banyak yang di cangkul karena tekstur tanah yang ringan sehingga mudah dicangkul. Demikian juga penyiangan, penyiangan dilakukan jika gulma sudah mengganggu dan dapat dilakukan dengan cepat karena gulma mudah dicabut atau di cangkul sehingga mereka tidak menggunakan mulsa karena di lahan pasir rumput tidak tumbuh subur atau masih dapat terkontrol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar