TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA.....

Sabtu, 28 November 2009

PENYIMPANAN BENIH



Ketersediaan benih dari waktu ke waktu dapat dijaga dengan usaha penyimpanan benih. Penyimpanan benih merupakan bagian penting dari usaha memproduksi benih bermutu. Penyimpanan benih atau kelompok benih (lot benih) diharapkan dapat mempertahankan mutu benih dalam benih dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan lama penyimpanan.

Benih setelah melalui tahapan pengolahan (seed processing) biasanya dikemas untuk selanjutnya dipasarkan dan disimpan dalam gudang sebagai cadangan untuk mengantisipasi kebutuhan benih pada masa tanam berikutnya. Selama benih dalam tahapan pemasaran atau disimpan dalam gudang akan mengalami kemunduran (deterioration) dan tidak lepas dari resiko kerusakan akibat serangan hama, yang kedua-duanya akan menyebabkan penurunan mutu.

Kecepatan kemunduran benih dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah suhu dan kadar air yang merupakan faktor penting dalam menentukan masa hidup benih. Harrington (1960) cit. Justice dan Bass (2002) mengungkapkan hubungan suhu dan kadar air benih, bahwa setiap penurunan suhu sebesar 50C dan setiap penurunan kadar air benih 1 % maka masa hidup benih diperpanjang dua kalinya. Oleh karena itu, diperlukan cara-cara dan perlakuan yang tepat selama penyimpanan benih agar kemunduran atau kemerosotan benih dapat ditekan.

Penyimpanan beni jagung pada ruang terbuka akan mengakibatkan benih cepat mengalami kemunduran atau daya simpannya menjadi singkat akibat fluktuasi suhu dan kelembaban. Hal ini karena ruang simpan terbuka berhubungan langsung dengan lingkungan di luar ruangan atau melalui jendela dan ventilasi. Oleh karena itu, benih yang disimpan dalam ruang terbuka perlu dikemas dengan bahan kemasan yang tepat agar viabilitas dan vigor benih dapat dipertahankan (Robi’in, 2007).

Penggunaan bahan kemasan yang tepat dapat melindungi benih dari perubahan kondisi lingkungan simpan yaitu kelembaban nisbi dan suhu. Kemasan yang baik dan tepat dapat menciptakan ekosistem ruang simpan yang baik bagi benih sehingga benih dapat disimpan lebih lama. Prinsip dasar pengemasan benih adalah untuk mempertahankan viabilitas dan vigor benih, dan salah satu tolok ukurnya adalah kadar air benih. Menurut Barton dalam justice dan Bass (2002), kadar air merupakan faktor yang paling mempengaruhi kemunduran benih. Lebih lanjut dikatakan bahwa kemunduran benih meningkat sejalan dengan meningkatnya kadar air benih.

Bahan kemasan yang baik adalah bahan yang memiliki kekuatan dari tekanan, tahan terhadap kerusakan, dan tidak mudah robek (Redaksi Rineka Cipta, 1992). Sifat lainyang penting adalah mempunyai daya rekat (seability). Kuat, elastis, muda diperoleh, murah, dan tahan lama (Robi’in. 2007).